Jakarta- Saban malam warung Teteh Tini selalu ramai didatangi orang. Ada
tukang ojek, supir truk, satpam atau tukang parkir. Mereka selama ini
menjadi pelanggan tetap warung, yang berlokasi di depan Taman Sari,
Jalan Pangeran Tirtayasa, Kota Serang, Banten.
Selain
ngopi dan merokok mereka menjadikan warung tersebut sebagai tempat
ngobrol. Tema obrolannya bervariasi, kadang hanya membahas hal-hal
ringan kadang hal yang tergolong berat mereka perbincangkan juga.
"Kalau seminggu ini yang jadi obrolan soal Iman Samudra dan jihad,"
jelas Tini
Obrolan tentang
Imam Samudra, Amrozi serta Ali Gufron belakangan memang semakin gencar.
Terutama dilakukan warga yang tinggal di sekitar kediaman para
terpidana mati kasus Bom Bali I tersebut. Misalnya di warung Teh Tini
yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah keluarga Imam Samudra di
Lopang Gede, Kota Serang.
Dikatakan Tini, para pelanggannya
umumnya berpendapat kalau Imam Samudra dan kawan-kawannya adalah
pahlawan Islam. Mereka dianggap telah berjihad membela agama. "Saya
sering ngotot ma mereka. Saya selalu bilang kalau Imam Samudra cs itu
adalah teroris atau pembunuh. Karena Islam itu tidak menyuruh membunuh
orang yang tidak berdosa," ujarnya.
Tapi sekalipun Teh Tini
berulangkali menjelaskan soal jihad yang salah kaprah dari Imam Samudra
dan kawan-kawannya, para pelanggannya tetap dengan pendiriannya dan
menganggap eksekusi mati terhadap Imam Samudra tidak tepat.
Pro
kontra soal status pahlawan atau teroris bagi tiga terpidana mati Bom
Bali I saat ini mulai jadi perdebatan di masyarakat, terutama warga di
sekitar tempat tinggal Aamrozi cs.
Di Serang, gabungan ormas
Islam se Kecamatan Pontang, Serang yang menamakan diri Jaringan Islam
Underground (JIUN) menganggap eksekusi yang dilakukan terhadap Amrozi
cs tidak tepat. Untuk itu jaringan ini mengadakan doa bersama
menentang eksekusi mati terhadap eksekusi tersebut.
Menurut
Molid, salah satu aktivis JIUN, pemerintah wajib mengampuni ketiga
mujahid tersebut, bukan malah mengeksekusi. Ia kemudian menuding kalau
eksekusi tersebut lantaran adanya campur tangan asing yang sengaja
menyudutkan umat Islam.
Puluhan orang yang terdiri dari ulama,
santri dan santriwati itu berkumpul untuk doa bersama sambil membaca
Surat Yasin, di Majelis Al Huda, Kampung Begog, Desa Tembakang,
Kecamatan Pontang, Selasa (4/11/2008)
Sementara di Cilacap,
Amrozi cs juga mendapat perhatian khusus di mata Front Pembela Islam
(FPI). Bahkan, FPI Cilacap bersedia 'mengawal' Amrozi cs hingga liang
lahat.
Ketua DPW FPI Cilacap M Suryo Haryanto mengatakan,
kesiapan mengawal Amrozi cs di detik-detik eksekusi dilaksanakan,
mengurus, dan mengantarkan jenazahnya hingga ke Lamongan. Tidak hanya
itu, Suryo mengatakan pihaknya juga bersedia menampung jenazah ketiga
pelaku bom Bali itu. Bahkan tanah pemakaman juga sudah disiapkan bagi
mereka di Cilacap.
FPI yang dipimpin Suryo sebelumnya juga telah
menggelar doa bersama di Masjid Baetul Mukminin, Jalan Stapelan
Kompleks Balai Desa Sidamulya, Kecamatan Sidamulya, Cilacap. Doa
tersebut dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas sesama Muslim.
Bentuk
dukungan terhadap Amrozi cs yang lebih ekstrem bahkan muncul di
Surabaya, Jawa Timur. Sejumlah poster bernada provokatif sempat
tertempel di sejumlah titik di wilayah Jambangan dan Kertajaya, Sabtu
(1/11/2008). Poster itu berisi kata-kata dukungan terhadap Amrozi cs
dan menganggap Amrozi cs sebagai syuhada.
Dengan bermunculannya
dukungan terhadap Amrozi cs apakah pemboman yang dikategorikan Amrozi
cs merupakan upaya jihad? Abu Rusdan, petinggi Jamaah Islamiyah (JI)
mengatakan, Islam tidak mengenal aksi kekerasan. Sebab Islam justru
menghendaki adanya kemakmuran buat semua orang. Karena itu, tindak
kekerasan tidaklah dibenarkan dalam Islam.
"Apapun bentuk yang
mengaitkan Islam dengan kejahatan kemanusiaan merupakan tindak aniaya
terhadap kaum muslimin," tegas Rusdan
Ketua
Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Umar Shihab mengatakan, setiap orang
bisa berbeda pendapat soal jihad. Tapi menurutnya, jika Amrozi cs
dikatakan telah berjihad dengan melakukan pengeboman itu merupakan
pemahaman yang sangat keliru.
"Dalam Alquran maupun hadis
disebutkan kalau jihad tidak selalu harus membunuh. Malah lebih banyak
ditekankan untuk berjihad melalui harta bukan nyawa," jelas Umar Shihab
kepada
Umar Shihab juga menegaskan, MUI sudah berulang
kali menegaskan kalau tindakan Amrozi cs adalah teroris bukan dalam
rangka jihad. Jadi MUI menghimbau kepada pihak yang menganggap Amrozi
sebagai suhada agar bertanya kepada ulama yang ahli ilmu. Supaya
pemahamannya soal jihad tidak salah kaprah.